SEJARAH
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro
Balai Besar Industri Agro (BBIA) yang saat ini menjadi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) merupakan institusi yang memberikan jasa pelayanan teknis kepada masyarakat industri, khususnya industri hasil pertanian, dalam rangka mewujudkan pengembangan industri yang berdaya saing kompetitif baik secara nasional maupun internasional.
Bureau Voor Landbouw (1920-1930)
Lab Voor Schelkundig (1934-1941)
Balai Penyelidikan Kimia (1950-1960)
Balai Penelitian Kimia (1979)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (1985)
Balai Besar Industri Agro (2014)
Balai Besar Indsutri Agro (2017)
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Indsutri Agro (2022-Sekarang)
Awal berdiri tahun 1890 dengan nama Agricultuur Chemisch Laboratorium dalam lingkungan Department van Landbouw, Nijverheid en Handel dengan tugas antara lain :
-
- Melayani para ahli dan sarjana pertanian dalam meneliti tanaman-tanaman tropis terutama yang ada di Kebun Raya serta arti ekonomi dari tanaman-tanaman tersebut.
- Memeriksa/menguji barang-barang dan bahan untuk instansi pemerintah terutama dalam bidang pertanian, perdagangan dan sebagainya.
Tugas pengujian berkembang dengan pesat dengan mengikuti kemajuan bidang pertanian dan perdagangan terutama dengan barang-barang ekspor serta perdagangan dalam negeri sebagai hasil pembinaan dari bagian Nijverheid dalam Departement Van Landbouw, Nijverheid en Handel. Maka dalam tahun 1909 nama Laboratorium diganti menjadi Bureau voor Landbouw en Handal-analyse berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Ned. Indie tanggal 26 Januari 1909 dan tercatat dalam Javasche Couran sebagai Besluit van Directuur voor Landbouw No. 3952 Tanggal 27 Mei 1909.
Tugas pengujian makin berkembang di samping tugas-tugas rutin penelitian, dan dengan perbaikan serta penambahan fasilitas, tempat dan peralatan menjadikan Laboratorium ini paling terkemuka di Indonesia pada waktu itu. Dengan makin meningkatkan peranan Laboratorium ini dalam menguji barang-barang ekspor, impor dan perdagangan dalam negeri, serta dalam penelitian-penelitian agrokimia yang merintis pertumbuhan agro industri dalam negeri maka terjadi penggantian nama Laboratorium, yaitu dalam tahun 1911 menjadi Handels Laboratorium dan tahun 1918 menjadi Analytisch Laboratorium.
Dalam tahun 1934 Laboratorium Kimia Tumbuh-tumbuhan (Phytochemisch Laboratorium) dalam lingkungan Kebun Raya dan balai penelitian yang tergabung dalam Balai Besar Penyelidikan Pertanian (Algemeen Proefstation voor de Landbouw ) melebur diri ke dalam Analytisch Laboratorium, dan gabungan menamakan diri sebagai Laboratorium voor Scheikundig Onderzoek terdiri dari Laboratorium-laboratorium sebagai berikut :
-
- Laboratorium Analitika
- Laboratorium Kimia Tumbuh-tumbuhan
- Laboratorium Kimia Pertanian
- Laboratorium Harsa
- Laboratorium Minyak Atsiri
Penelitian-penelitian di bidang agrokimia berjalan dengan seiring tugas pengujian yaitu pengujian hasil-hasil pertanian dalam arti yang luas untuk kepentingan ekspor dan memajukan industri pengolahan hasil pertanian dalam negeri. Penelitian phytokimia dan minyak atsiri sudah dirintis sejak didirikannya Laboratorium ini. Diberlakukannya sistem pengawasan susu, ditunjuknya Laboratorium ini sebagai penguji kulit kina oleh pabrik kina Bandung, sistem pengujian air minum dan pengawasan minuman beralkohol, membuat Laboratorium voor Scheikundig Onderzoek menjadi Laboratorium terkemuka di jaman Hindia Belanda.
Di zaman pendudukan Jepang (1942-1945), Balai Penyelidikan Kimia diberi nama Gunsaikanbu Kagaku Kenkyusyu dengan tugas terutama melakukan “applied research”. Tugas ini menjadi ciri Balai seterusnya.
Pada zaman Revolusi Fisik, Balai dimasukkan dalam Kementrian Kemakmuran Republik Indonesia dan ikut hijrah ke Klaten, Solo dan Yogyakarta, Pada waktu kantor di bogor dikuasai Belanda. Pada tahun 1950, pemerintah R.I. kembali ke Jakarta dan Balai Penyelidikan Kimia kembali melakukan tugasnya seperti biasa. Lanjutan hijrah ke Klaten telah melahirkan Balai Penyelidikan Kimia Surabaya (Sekarang Balai Riset dan Standardisasi/BARISTAND SURABAYA) dalam tahun 1951.
Tahun 1951 Balai Penyelidikan Kimia dimasukan ke dalam Departemen Perdagangan dan Perindustrian yang kemudian berubah menjadi kementerian Perekonomian, Tahun 1957 Balai dimasukan ke dalam Kementerian Perindustrian dan tahun 1959 di dalam Departemen Perindustrian Rakyat.
Tahun 1980 Balai Penyelidikan Kimia/Balai Penelitian Kimia berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBPPIHP) dan berada dibawah Departemen Perindustrian
Tahun 2002 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian berubah menjadi Balai Besar Industri Agro (BBIA) hingga awal Februari 2022 dan berada dalam lingkungan Kementerian Perindustrian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 1 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Agro tanggal 17 Februari 2022, sehubungan dengan perubahan tugas pokok dan fungsi di Badan Penelitian dan Pengembagan Industri (BPPI) menjadi Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) yang berfokus pada standardisasi dan pelayanan jasa industri (untuk tugas pokok penelitian dan pengembangan menjadi tupoksi BRIN) di tahun 2021, unit-unit di bawahnya, termasuk BBIA berubah nama menjadi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA)
-
-
- Nama-Nama Kepala Balai Besar Industri Agro Periode 1890 – Sekarang
-
1890 - 1903 | : | Dr. P. Van Ramburg |
1903 - 1909 | : | Dr. W.R. Tromp de Haan |
1909 - 1911 | : | Dr. J. Dekker |
1911 - 1914 | : | Dr. M. Kerbosch |
1914 - 1920 | : | Dr. A. Wunderlich |
1920 - 1926 | : | Ir. H.G. Havik |
1926 - 1929 | : | Dr. K.J. Holtappel |
1929 - 1933 | : | Dr. W.F. Donath |
1933 - 1939 | : | Dr. D. R. Koolhaas |
1939 - 1942 | : | Dr. H.J. Hardon |
1942 - 1943 | : | Ir. H. Ono |
1943 - 1944 | : | Prof. Dr. Ir. T. Yanagawa |
1944 - 1945 | : | M. Kadiroen (Legal caretaker officer) |
1946 - Maret-September ) | : | Dr. C.J. Van Hulssen |
1946 - 1947 | : | Dr. L.W.J. Holleman |
1947 - 1950 | : | Dr. H. Jacobs |
1950 - 1953 | : | Ir. J.A. Nyholt |
1954 - 1956 | : | Ir. Adnan Kusumah |
1956 - 1962 | : | Ir. R. Sutikno |
1962 - 1963 | : | M. Kustio Partowisastro |
1964 - 1985 | : | Prof. Dr. Dardjo Somaatmadja, M.Sc |
1985 - 1986 | : | Gh. B. Tjiptadi, M.Sc |
1986 - 1992 | : | Ir. Hayatun Nusuf |
1992 - 1995 | : | Ir. Atih Surjati Herman, MSc |
1995 - 2003 | : | Ir. A. Basrah Enie, MSc |
2003 - 2004 | : | Ir. Djumarman |
2004 - 2014 | : | Ir. Yang Yang Setiawan, MSc |
2014 - 2016 | : | Ir. Rochmi Widjajanti, M.Eng. |
2016 - 2018 | : | Ir. Umar Habson, MM |
Maret 2019 - Januari 2024 | : | Ir. Siti Rohmah Siregar, MM |
Januari 2024 - Sekarang | : | Ir. Edy Sutopo, M.Si |